Minggu, 15 November 2009

Introduksi Mesin Pengering Tipe Lorong

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian ( BBP Mektan), Serpong telah memodifikasi Mesin Pengering Tipe Lorong yang semula menggunakan bahan bakar Gas LPG, menjadi menggunakan bahan bakar briket batubara. Hal ini dilakukan karena harga Gas LPG semakin mahal sehingga tidak ekonomis lagi. Pembuatan tungku batubara dilaksanakan di Laboratorium Perekayasaan BBP Mektan, Serpong dan perakitan modifikasi dalam rangka introduksi dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2006 di Kelompok Tani/Ternak ANDINI MUKTI di Desa Poncosari – Srandakan, Bantul D.I. Yogyakarta.

Kelompok Ternak ini untuk sementara sudah mengelola ternak Sapi sebanyak 86 ekor dan akan terus dikembangkan. Mesin Pengering Tipe Lorong dengan bahan bakar batu bara ini dipergunakan untuk mengeringkan ampas kelapa dan ampas tahu (bungkil) sebagai bahan campuran pakan ternak (Sapi). Dari hasil uji coba di kelompok ternak tersebut didapatkan hasil sebagai berikut : Ampas Kelapa dari kadar air sekitar 40 % menjadi sekitar 15 %, dan memerlukan waktu 8 – 10 jam serta menghabiskan 8 – 12 briket batu bara setara Rp.15.000,- (BBP Mektan)

Keunggulan Mesin ini :

        • Kadar air seragam
        • Pengeringan semi Continuous
        • Hemat energi
        • Mudah dalam pengoperasian
Sumber : http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id

Apresiasi Unit Pembibitan Padi Hemat Lahan

Upaya peningkatan produksi padi dapat ditempuh melalui intensifikasi dan ekstensifikasi terbatas, dalam prosesnya penggunaan alat mesin pertanian/penerapan mekanisasi pertanian sangat besar peranannya. Penerapan mekanisasi pertanian dalam usaaha tani padi, mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah; a) meningkatkan produktivitas dan efisiensi tenaga kerja, b) mengurangi kejerihan kerja, c) meningkatkan kenyamanan kerja serta d) meningkatkan gengsi dalam budidaya pertanian. Disamping itu dengan menerapkan mekanisasi pertanian akan dicapai pertanian modern yang mengedepankan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah serta daya saing.

Dalam usaha budidaya padi sawah, kegiatan penanaman merupakan hal untuk mendapatkan perhatian, karena kegiatan ini memerlukan sekitar 25 % dari seluruh kebutuhan tenaga kerja budidaya padi sawah. Dalam hal terjadinya keterbatasan tenaga kerja, peranan alat-mesin pertanian dalam hal penyediaan maupun penanaman bibit sangat diperlukan.

Melihat permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu usaha peningkatan intensifikasi pertanian dengan dukungan mekanisasi pertanian. Penanaman sebagai salah satu tahap budidaya yang banyak menyerap tenaga kerja berpeluang untuk dialihkan ke arah mekanisasi. Sebagai bagian dari kegiatan tanam maka kegiatan penyediaan bibit atau persemaian juga harus dilaksanakan secara intensif.

Dengan berkembangnya teknologi pendukung budidaya padi dalam upaya untuk meningkatkan Indek Pertanaman (IP) padi khususnya pada lahan irigasi teknis Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian telah merekayasa Unit Mesin Pembibitan Padi Hemat Lahan, yang terdiri dari : hammer mill, perendam/pemeram benih, elevator, conveyor, kotak persemaian (dapok) dan rak persemaian. Fungsi dari unit mesin ini adalah : 1) dapat mendukung penanaman padi secara mekanis dengan menggunakan rice tranplanter maupun penanaman bibit padi secara tradisional dengan cara tanam dengan tenaga manusia dan 2) untuk memenuhi percepatan jadwal penanaman sesuai dengan jadwal air untuk lahan irigasi atau jadwal musim untuk lahan tadah hujan.

Keunggulan dari Unit Mesin Pembibitan Padi ini, adalah : a) persemaian dapat dipelihara di lahan kering diluar areal tanam/ sawah dengan penyiraman, b) mengurangi resiko banjir di lahan sawah, c) mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, d) pengendalian pertumbuhan lebih mudah, e) penghematan air pada masa pembibitan, f) penghematan lahan untuk pembibitan serta g) jaminan masa tanam yang terjadwal. Unit Mesin ini akan memacu pertumbuhan industri pembibitan padi di pedesaan yang sekarang sudah mulai dirintis petani di daerah Kabupaten Sukoharjo dan Wilayah Kedu Selatan.

Paket unit mesin pembibitan padi ini telah diuji pada laboratorium perekayasaan Serpong dan diuji adaptasikan di Kebun Benih Padi Tegalgondo, dimana secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan, namun dari aspek sosial masih perlu dikaji lebih lanjut.

Dalam rangka menyebarluaskan teknologi pembibitan padi dengan paket mesin pembibitan padi hemat lahan, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Bekerjasama dengan BPTP Jawa Tengah dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Sosialisasi/Apresiasi Alsin Pembibitan Padi Hemat Lahan pada tanggal 9 Agustus 2005 di Kebun Benih Padi Tegalgondo.

Apresiasi Unit Pembibitan Padi Hemat Lahan dibuka oleh Kepala Badan Litbang Pertanian yang diwakilkan kepada Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, dihadiri oleh 140 peserta, yang terdiri dari; petani 20 peserta (14.28%), swasta dan penjual bibit 16 peserta (11.42 %), pemerintah daerah 73 peserta (52.14%), UPT Pusat 25 peserta(17.85%) dan perguruan tinggi 6 peserta (4.39 %).

Pada acara ini juga dilakukan serah terima mesin perontok padi TH-6 modifikasi untuk merontokan padi varietas VUTB tahan rontok kepada Kelompok Tani ”Teguh Tani”, Desa Lerep, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Mesin perontok ini adalah hasil workshop peningkatan kemampuan dan keterampilan perekayasaan bagi bengkel dan petugas alsintan di Jawa Tengah yang telah dilaksanakan pada tanggal 27 Juni – 2 Juli 2005 di Bengkel Alsintan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah.

Apresiasi ini membahas empat materi, yaitu : 1) Peranan Balai Benih Padi dalam Mendukung Penggunaan Benih Bersertifikat (Kepala Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta); 2) Program Peningkatan Produksi Padi di Jawa Tengah (Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah); 3) Upaya Peningkatan Produksi Padi untuk Mencapai Swa Sembada Pangan Beras Melalui Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi (Kepala BPTP Jawa Tengah); dan 4) Prospek Industri Pembibitan Padi untuk Mendukung Intensifikasi Usaha Tani padi (Ketua Kelompok Perekayasa Mesin Produksi, BBP Mektan).

Dalam pelaksanaannya, juga diperagaan alsintan untuk budidaya padi, yaitu : unit pembibitan padi hemat lahan, mesin penyiang padi sawah, dan mesin penanam padi sawah. Peragaan alsintan untuk budidaya padi tersebut juga dikunjungi oleh 40 orang petugas yang menangani alsintan pada Dinas Pertanian Kabupaten se Provinsi Jawa Tengah.

Apresiasi unit pembibitan padi hemat lahan ini mendapat respon yang sangat positif dari peserta, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya peserta yang berpartisipasi aktif dri awal hingga akhir. Dengan demikian sangat diharapkan adanya sosialisai/apresiasi unit pembibitan padi sawah hemat lahan ini dapat memberikan motivasi dan memacu pertumbuhan agribisnis di bidang industri pembibitan padi, sehingga upaya untuk meraih kembali swa sembada beras dapat segera terwujud.


Sumber : http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id

Pemanfaatan Lumbung Desa Modern

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi pertanian telah berpartisipasi pada Kunjungan Kerja Presiden RI dalam rangka Peresmian Pengoperasian Rice Milling Plant (RMP) dan Pemanfaatan Lumbung Desa Modern pada 15 Mei 2003 di Cilacap, Jawa Tengah. Kegaiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan serta partisipasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian pada pameran yang diikuti oleh beberapa instani pemerintah dan swasta , diantaranya Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah, BPTP Jawa Tengah, dan Puslitbangtan. Rangkaian acara kunjungan Presiden RI pada acara pengoperasian Rice Milling Plant (RMP) dan pencanangan Lumbung Padi Desa Modern, adalah: Laporan Bupati Cilacap, Gubernur Jawa Tengah, Penandatanganan MOU dengan pihak swasta yang bergerak dibidang pertanian serta perindustrian dan perdagangan, penyerahan bantuan 21 unit Rice Milling Plant (RMP) ke 7 kabupaten, yaitu : Kabupaten Cilacap (5 unit), Indramayu, Subang, Lamongan, Banyuwangi, Jember, Lombok Tengah, Musi Banyuasin dan Barito Kuala (masing-masing 2 unit). Acara tersebut dihadiri oleh 14.500 orang kelompok tani, 3.900 pengurus KUD, 100 orang undangan serta 3.00 orang masyarakat umum, dalam partisipasinya Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian menampilkan alat dan mesin pertanian hasil penelitian / perekayasaan yang berhubungan dengan komoditas tanaman pangan, yaitu :

1). Alat Pembuat Alur (Ridger),
2). Mesin Penyiang Bermotor (Power Weeder), dan
3). Alat Perajang Singkong;

Dalam pelaksanaannya, Presiden RI beserta rombongan berkesempatan mengujungi pameran dan sempat berdialog dengan petugas pameran mengenai materi yang diekspose. Secara umum, kegiatan ekspose ini dapat dikatakan berhasil mengingat banyaknya respon yang positif dari pengunjung dan tersebarnya informasi hasil penelitian ke berbagai kalangan.


Sumber : http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id